Monday 30 December 2013



“Zal, sejatinya kita tidak pernah tau bagaimana masa depan, dia bagaikan misteri yang nyata” kata siska sambil merapikan buku-bukunya.
“Iya, gue paham akan hal itu, tapi.. Ah..”
“sampai kapan sih, loe mau bertahan dengan sikap silva yang kayak gitu? Pengorbanan loe itu udah banyak banget ke dia, tapi apa responnya? Dia nggak menghargai itu sama sekali zal, dia cuman anggap loe sebagai angin, bahkan baginya kalau loe itu nggak berguna sama sekali” pernyataan siska seakan membuat hati rizal tersayat benda tajam.
“Entahlah sis” rizall menatap keluar jendela kamar, inilah hal yang biasa dia lakukan ketika merasa kecewa. Kata-kata siska masih merasa terdengar olehnya. Sampai kapan dia mau bertahan?
silva adalah orang pertama yang rizal suka, gadis cantik, pintar, berprestasi dan banyak di gemari orang. Namun sayang pengorbanan rizal terhadapnya sungguh sia-sia, tak di hargai sedikit pun oleh sliva. Bahkan rizal rela mendonorkan ginjalnya untuk menyelamatkan silva. Namun rizal tetap ikhlas dan tak pernah menyesal akan hal itu. Matanya terpejam sejenak merenungkan yang terbaik untuknya, rizal memutuskan untuk harus bicara kepada silva.
Senja yang indah dengan suara indah deburan ombak yang berkejaran di tepi pantai, pemandangan yang dapat menenangkan hati walaupun tak dapat menghapuskan luka lama, paling tidak ini bisa mengikis rasa sakit itu.
“Ada apa kau memanggilku kesini” tanya silva yang berada di balik punggung rizal
“Kau tahu kan bagaimana perasaan ku terhadapmu? Dan itu telah bertahun-tahun tetap masih ada sampai sekarang. Tapi kini ku memutuskan untuk memilih jalan baru” jelas rizal tanpa berbalik menatap silva
“maksud kamu?”
“segala hal yang telah kulakukan untukmu pasti kau telah melupakannya dan kau tidak menghargainya, bahkan kau pun tidak pernah menganggapku ada. Aku tidak pernah menyesali hal itu, bahkan ku senang bisa berbagi denganmu. Terima kasih untuk hal itu silva”
“zal, seharusnya aku yang berterima kasih untuk hal ini”
“silva, jaga dirimu baik-baik ya, sukses untuk karirmu dan semoga kau mendapatkan yang lebih baik” sekilas rizall menatap silva dan tersenyum kemudian meninggalkannya bersama matahari meninggalkan senja.
Inilah awal hari-hari silva tanpa rizal, baru kali ini dia merasakan sepi yang sangat luar biasa dalam hidupnya, tergugah hatinya intuk melihat barang-barang yang di berikan rizal untuknya. Dia membuka kotak itu dan menatap semua isinya, tiba-tiba air matanya menetes.
Seminggu berlalu hingga sebulan tak ada kabar dari rizal, dia merasa aneh. silva pun ke rumah rizal untuk mencarinya tapi rumahnya sepi seperti tidak berpenghuni, silva merasa kecewa terhadap dirinya sendiri, menyesal telah menyia-nyiakan rizal yang selama ini mencintainya dengan tulus.
“cari rizal? sudahlah, dia sudah nggak ada” kata siska yang tiba-tiba muncul di balik punggung silva
“hah? Dia sudah nggak ada?” tanya silva dengan nada penyesalan
Angin berhembus kencang menyapu dedaunan. silva duduk termenung di bawah pohon rindang menyesali segala perbuatannya terhadap rizal.
“silva, kecewa, penyesalan tidak akan pernah datang di awal kisah hidup seseorang. Dan sekarang kau paham akan hal itu” kata siska dengan tatapan kosong.
“Aku benar-benar menyesal sis, tidak pernah menghargai dia sedikitpun, tidak pernah menganggap dia ada. Aku menyesal sis, andaikan dia ada di sini ku akan melalukan apapun untuknya. Ku harap dia kembali” jelas silva dengan linangan air mata.
“namun sayangnya dia telah memilih jalan lain untukmu silva, dia tidak akan pernah kembali untukmu”
“maksud kamu sis?”
“Dia pernah bilang, segala hal tentang mu akan dia lupakan dan memulai hal baru, hidup baru, cinta yang baru dan sepotong hati yang baru. Baginya, dia bukanlah orang yang tepat buat mu”
“Tapi, cuman dia yang benar-benar aku butuhkan sis”
“tak akan ada lagi orang yang seperti dia yang akan datang mengorbankan nyawanya untuk mu silva”
“Mengapa?”
“karena dia telah bertunangan sekarang, dia mendapatkan seseorang yang baik seperti dirinya sendiri. Dia mendapatkan seseorang yang dapat mendukungnya dan memberikan solusi terhadap masalahnya. Hidupnya lebih baik sekarang tanpa mu” jawaban siska membuat dada silva sesak seakan tak dapat menghirup udara.
“… Sebulan yang lalu rizal mendapatkan beasiswa di australi sebagai mahasiswa terbaik, disanalah dia sekarang. silva, ku harap kau bisa menata kehidupan mu untuk menjadi yang lebih baik” sambung siska, kemudian pergi meninggalkan silva yang duduk menangis seorang diri. Suasana hening, hanya suara angin berhembus menyapu dedaunan yang terdengar.
Terkadang saat kita sangat mencintai seseorang yang tidak pernah mencintai kita sebelumnya, dia akan berbalik mencintai kita di saat kita benar-benar menghilang dari kehidupannya.
Categories: ,

14 comments:

Dimohon untuk tidak membuat komentar yang berisi :
1. Kata-kata Kotor.
2. Sara atau Rasis.
3. Dan berkomentar Negatif lainya.

Komentar yang mengandung unsur diatas akan langsung saya hapus.
Terimakasih.