Saturday 25 January 2014


Halo nama gua Fahmi Rizaldhi, tapi lu bisa panggil gua rizal. Yang harus lu tau gua adalah seorang pelajar SMK yang menjalani kehidupan gua yang luar biasa ini dengan kebebasan sebagai seorang jomblo. Buat jomblo kayak gua malam minggu itu bukan malam yang membosankan meskipun gua gak punya pacar tapi buat gua malam minggu itu seperti menghabiskan banyak kegiatan dengan keluarga, teman dan membantai tugas-tugas. Banyak para jomblo liar di luar sana yang takut sama yang namanya malam minggu, bagi gua malam minggu selain melakukan semua kegiatan yang gua sebutin di atas malam minggu adalah saat dimana gua harus melakukan banyak hal seperti menyalamatkan bumi dari para alien yang berambisi ingin menguasai dunia dan menjadikan kita budaknya, ternyata kehidupan gua sulit juga ya, oh salah itu kehidupan para ultraman, maaf-maaf. Oke gua lurusin ya kehidupan gua emang keren seperti hari ini, setelah pulang sekolah gua harus memikirkan ribuan tugas yang ingin memangsa gua dan malam ini gua harus menyiapkan banyak amunisi untuk membunuh ribuan tugas ini, pertama-tama gua harus bertarung melawan tugas cerpen yang menurut data yang gua dapat dia memiliki ribuan senjata yang belum di ketahui dan siap untuk menghabisi nyawa gua.
Saat gua melihat data terperinci tentang tugas cerpen ini gua mulai gemeteran dan tak yakin untuk menghadapinya malam ini, dengan menguatkan tekad baja dan menyewa ninja-ninja terbaik dari konoha untuk mendampingi gua malam ini gua siap menghadapinya. Dengan merasa yakin bahwa gua bakal bisa membunuh tugas ini, gua pulang dengan gaya bagaikan superhero yang siap menghadapi ribuan monster tak terkalahkan.
Gua pulang dengan motor yang selalu mendampingi gua kemana pun dan gua harus mengingat jasa-jasanya suatu saat nanti dia akan gua undang dalam pernikahan gua. “Motor, terima kasih karena elu telah menemani gua selama ini dalam ke adaan suka maupun senang, mungkin ini perjalanan terakhir gua karena sesampai gua di rumah gua akan menghadapi tugas cerpen yang gua gak tau gua bakal selamat atau tidak” Kata gua sambil memeluk motor supra x 125 tercinta gua, walaupun gua agak emosi juga karena gua ngomong di diemin, mungkin dia senang kalau gua gak bakal selamat karena pastinya dia bakal mendapat majikan yang lebih baik yang selalu menservice dirinya setiap bulan secara rutin. Setelah itu gua langsung berangkat untuk menghadapi misi sulit ini.
Sesampai di rumah entah kenapa gua merasa tiba-tiba udara terasa seperti mencekik gua, langit menjadi gelap dan suara guntur dimana-mana. Pintu rumah kali ini terbuka lebar sehingga dari luar terlihat begitu gelap ruang tamu yang menghiasi rumah gua. “Assalamu’alaikum” Kata gua dan tak ada terdengar balasan salam gua dari dalam rumah, sehingga gua harus mengucap salam ini sampai 3 kali, gua mulai merasa cemas apa mungkin ribuan tugas gua yang berada di dalam rumah sudah memakan keluarga gua? Saat mulai memasuki rumah gua berdoa seraya berharap semoga semua baik-baik saja.
Saat memasuki ruang tamu semua terlihat biasa dan gua harap ini sebuah pertanda yang baik karena gua takut malam minggu ini bisa menjadi lebih buruk lagi dengan tidak adanya keberadaan keluarga gua. Lalu gua berjalan memasuki ruang keluarga, entah kenapa suasana begitu tenang sampai-sampai gua bisa mendengar suara detak jantung gua. Alhamdulillah ternyata ada keponakan gua yang bernama Kireina tapi sering gua panggil iren karena dulunya dia suka banget minum jamu buyung upi, gua gak tau kenapa dia suka banget sama itu jamu karena penasaran setiap kali keponaka gua beli jamu buyung upi gua ikutan beli dan hasilnya percuma gua gak tau alasan kenapa dia suka beli jamu ini dan besoknya gua jadi pelanggan setia mba jamu ini. Oke jadi si tukang jamu ini lagi tidur di ruang keluarga gua dengan nyenyak lalu gua mendekatinya, dan membangunkannya. “Kenapa mba ada disini? Seharusnyakan keponaka saya yang lagi tidur disini dalam cerpen pengalaman saya?” “Maaf dik saya gak tau, saya kira ini cerita cerpen punya anak saya, maaf ya” Lalu mba jamu itu mengilang dan keponaka gua kembali ada tidur di ruang keluarga gua. “Tadi kenapa gak dibales salamnya?” kata gua sambil menjulurkan tangan ke keponaka gua buat salim. “Maaf om gak kedengeran, kan baru bangun tidur juga” Gua memahami kondisi keponaka gua yang selalu terlihat lelah dan menyesal karena telah memiliki seorang om seperti gua, langsung saja gua tanyakan apa ke bapak dan ibu ada di rumah. “Tidak ada om” katanya. Oke gua langsung memasuki kamar sambil berkata “Jangan ganggu om Malam ini karena hari ini ada misi dari agen rahasia untuk membunuh para monster dari wilayah yang belum di ketahui” dia hanya menatap gua sambil memasang muka aneh.
Gua langsung memasuki kamar, suasana kamar langsung berubah 180 derajat dari suasana yang menyenangkan berubah menjadi suasana yang mencengkamkan dan gua merasa bahwa langit-langit dan tembok mulai mendekati gua seakan-akan ingin menjepit tubuh ini, dan gua gak bisa melihat apapun yang ada di sekitar gua, gua langsung berteriak meminta bantuan. “Yung, tolong aku, disini gelap sekali apa yang terjadi dengan kamar ku?” keponaka gua langsung masuk dan menyelamat kan gua dan menekan tombol untuk menyalakan lampu yang ada di kamar gua. “Makanya masuk kamar langsung nyalain lampu kamarnya” kata keponakan gua. “Oh iya lupa, maaf-maaf pantes gelap” gua langsung menyuruh dia segera keluar sambil berkata “Ngapain masuk kamar ? Kan tadi udah di bilang jangan ganggua  malam ini” keponakan gua langsung pergi dengan memasang muka jengkel.
Setelah keponaka gua keluar, gua merasa ini lah waktunya untuk menjalankan misi yang ultraman sendiri gak bisa menyelesaikannyua dan tidak ada satupun alat canggih dari alat doraemon yang bisa membantu gua, bahkan sebuah pelukan seekor teletubies tidak cukup untuk saat ini. Sebenernya gua bingung teletubies itu makhluk apa? dan bagian tubuh apa yang ada di atas kepalanya itu? Mungkin kan ekor atau alat kelaminnya, ini masih di pertanyakan sampai saat ini. Ya, jadi gua mulai mengambil tugas mengerikan itu dari atas tumpukan tugas yang siap untuk di bantai oleh gua. Tiba-tiba saja tumpukan tugas itu menyerang gua dan gua langsung menggunakan jurus seribu langkah ke belakang. Gua lupa menyiapkan perbekalan untuk menaklukan monster cerpen ini, langsung saja gua memanggil beberapa petarung terkuat gua seperti leptop, buku catatan, botol minum dan pasangannya si tutup botol, tidak lupa gua juga melengkapi tubuh gua dengan senjata tersakti yang gua miliki seperti pedang pensil, tombak pulpen dan tameng penghapus.
Kali ini gua merasa yakin bisa menaklukan tugas cerpen yang begitu mengerikan. Dengan gagah gua berjalan dengan petarung-petarung terbaik di samping kanan kiri gua. Langsung saja gua maju ke depan monster itu sambil menatapnya dan menghunuskan pedang pensil ke hadapannya gua berteriak “Semuanya serang!!”
Leptop langsung maju kehadapan monster cerpen dan bertarung dengannya, gua mengomandokannya dari belakang apa yang harus dia lakukan. “leptop menyala, lalu keluarkan kurungan ms.word untuk mengalahkannya” Kata gua sambil mengeluarkan ramuan imajinasi dari dalam kantung. Kurungan ms.word pun mengurung monster cerpen dan monster cerpen tidak bisa pergi kemana-mana. Ramuan imajinasasi dan beberapa bumbu pengalaman pribadi gua langsung gua jadiin satu dalam kuali karya untuk mengalahkan monster cerpen. Tapi semua campuran resep itu tidak terlalu mempengaruhi monster cerpen, leptopku pun tak kuat untuk menahan amukan monster ini. Gua langsung bertarung satu lawan satu dengannya berbagai memori tentang pengalaman pribadi gua munculkan untuk bergabung dengan imajinasi dari pengalaman saat gua masih sd hingga smp, mulai dari gua suka dora the explorer sampai gua bingung kenapa dulu bisa suka. Semua memori dan imajinasi itu tidak cukup kuat untuk menandingi kekuatan dan kesulitan monster tugas cerpen. Entah kenapa tiba-tiba suasana berubah udara menjadi dingin dan tercium bau kekalahan dalam kamar gua. Panggilan dari kasur pun tak mengelakkan, saat gua lengah monster cerpen menyerang dengan jurus mautnya dan gua pingsan seketika dalam pelukan sang kasur.
Begitulah malam minggu gua kali ini, mungkin gak semesra malam minggu lu semua yang punya pacar tapi malam minggu gua cukup keren menurut gua. Jomblo bukan berarti gak bisa menuangkan rasa kasih sayangnya walau bukan sama pasangannya tapi gua punya keluarga yang harus gua sayangi karena keluarga dan juga teman-teman gua. Keluarga dan teman ada pengaruh besar dalam hidup gua, gua dapat banyak pengalaman dan pelajaran dari mereka.

Thursday 2 January 2014


“Siskaa, please stop, dengarkan aku bicara sebentar, aku mohon untuk kali ini sajaa, Siska Dina! Aku mohon untuk yang terakhir kalinya,” jeritku di pelataran parkir kampus bawah fakultas ekonomi, tak aku hiraukan tatapan mata para mahluk yang sedang melewati area itu, aku hanya sedang berusaha mengejar kekasihku, dengan gontainya aku terus mengejar dia, hingga ia menghilang, entah ke mana. Ini pukulan berat bagiku, hari ini dia benar-benar marah atas sikapku, entah apa yang harus aku perbuat, ini salahku, kesalahan yang untuk kesekian kalinya aku perbuat, aku hentikan langkahku di sebuah taman, aku mencoba menjejaki kesalahan yang telah membuat dia begitu marah, hingga alisnya menyatu membuatku terbelalak kaget dan menahan ketawa.
Siska nama pangilan buat kekasihku ini, dia begitu anggun, cerdas, supel dan sangat cerewet, cerewetnya mengalahkan pedagang ikan di pasar-pasar itu lohh qiqiqi (sssttt secret), “aduh, di mana siska yah?” blm sempat aku bersandar tiba-tiba aku di kagetkan dengan… wowww ternyata siska bertengger tepat dibelakangku
“Bagaimana aku bisa menghargaimu lagi rizal?, aku capek atas sikapmu ini, berkali-kali aku peringatkan untuk selesaikan dulu skripsimu itu, apa jawabmu? Lebih baik wisuda pada waktu yang tepat dari pada wisuda tepat pada waktunya, ok aku bisa mengerti dan yang membuat aku kesal adalah, tidak kah kamu menghargai waktumu? Buat dirimu sendiri? Aku sedih zal, dulu kita satu angkatan, dan kini aku menjadi dosen pembimbing skripsimu, apa kamu tidak malu hahh?”
“ok sis, maaf, aku tau aku bodoh aku…”
“stop plis yah, andaikan kamu mau berubah, merubah kelalukan sok bossymu mungkin kamu tidak akan mendapat predikat MAPALA (mahasiswa paling lama!), dan setidaknya kamu bisa lulus untuk tahun ini. Aku selalu mendukungmu, apapun yang kamu lakukan, tolong hargai aku sebagai pacarmu dan satu hal lagizal, aku muak dengan gaya hidupmu yang tidak karuan ini, aku tau kamu serba kecukupan, tapi cobalah kamu fikirkan lagi ke mana arah tujuan hidupmu” dengan lirihnya dia berbicara. dengan sorot mata yg gusar ia menatapku sekali lagi, “selesaikan skripsimu dan ubah gaya hidupmu yang selalu menggampangkan masalah dan mengandalkan uang!”
Aku hanya bisa mengangguk-angguk tanpa mengindahkan ancaman dia, karena aku tau, dia sangat mencintaiku. aku hanya tersenyum ketika dia meninggalkanku, “dasar bawel!” maklum, ini sudah menjadi pidato dia sehari-hari, terus terang bosann! Tapi apa boleh buat she is my girl my soul hehee.
Namaku Fahmi Rizaldhi, aku anak orang yang GANTENG, hidupku biasa saja (menurutku) tapi menurut pacarku aku ini terlalu berlebihan dan hura-hura, beginilah pergaulanku, aku suka meme, aku suka main game, aku suka online dan paling aku suka adalah pacarku ini, iya dia adalah Siska Dina, sebejatnya aku, aku tidak pernah mau membuat dia menangis dan juga aku tidak mau mengenal drugs or apapun itu, tapi kalo mizone he he heee aku pernah tapi tidak sering dan jangan sampai ketahuan pacarku ini bisa di kuliahkan aku dengan metode-metode pembelajaran dia, maklum dia ini lulusan terbaik fakultas ekonomi manajemen SDM, mampus aku kalo dia berkicau hahaha. FYI aku sangat mencintai dan menyayangi Dia melebihi apapun, dan aku akan melakukan apapun agar dia merasa nyaman bersamaku. Ini janjiku.
Setibanya aku dari rumah sakit itu, badanku menegang, selembar kertas ini tersenyum melihat raut wajah gelisahku. mengapa aku tidak menyadarinya dari dulu, mengapa aku seperti ini? mengapa secepat ini virus itu menyerangku?. Aku tidak mau lemah aku tidak mau sakit, dasar virus sialan (geramku kesal). waktuku? persetan dengan waktu…
Dengan kagetnya aku melihat jam tanganku, astagaaa! Aku lupa harus jemput dia di kampus.
Setibannya di kampus aku melihat dia berjalan bersama teman dosennya, agak culun tapi, temannya itu lumayan pintar, sepertinya sehhh, abis cupu dan jadul abiz penampilan alien itu qiqiqiqi. “Kamu telat lagi kan?” aku tersentak dari lamunanku ketika dia memukul helmku dengan tasnya, “heheheee” nyengir kuda, “maap, maap yahhhhh, ya uda kita makan siang saja, anacondaku udah ngamuk ini”, seru dia ketika aku sudah melarikan motor ninjaku. “hei mahasiswa pemalas, kapan kamu mau bimbingan lagi? Cetus dia judes lagi!, jangan mentang–mentang aku ini dosen pembimbingmu, kamu jadi males begini yah” dia mengeratkan pelukannya d pinggangku. “aku ga mau lulus dulu buat apa lulus cepet-cepat? Wisuda adalah pengangguran yang tertunda hehehee” jawabku, “dasar tukang ngeyelll timpalnya”
“ya tuhan apa yang harus aku sampaikan kepada dia? Aku teramat bingung untuk berterus terang, aku ga mau dia mengasiani aku, bukannya aku tidak mau melaksanakan janjiku, tapi ini yang terjadi padaku, sakit yang aku anggap itu hanya sebuah kecelakaan biasa, ternyata bisa memporak porandakan kehidupanku, apa yang aku dapat lakukan? Berterus terang atau…?” “hei kalau bawa motor dan sedang membonceng pacarmu jangan melamun dong, emang aku ini barang mati?” Celotehnya “maap tuan putri aku sedang membayangkan bagaimana kalau aku menceburkan kamu ke kali itu? Haha, adowww” cubitan yang lumayan sakitnya mendarat d pinggangku, aku hanya bisa meringis dan tertawa, pacarku ini ga bisa berenang, sttt secret.
“Bagaimana aku mau mengejar kelulusan, kalau konsekwensinya aku harus menikahi dia dan meninggalkan dia?” pilihan yang membuat logikaku mendadak mati.
1 Bulan kemudian
“Kapan kamu mau berubah zalll?, apa yang kurang dari aku? Apa aku kurang setia? Kenapa kamu menghilang 1 bulan? Ke mana aja kamu? Dan kenapa kamu cuti kuliah? Backpacker lagi? Ato mengunjungi pacar-pacar kamu? Atau kamu kalah taruhan?, kamu tau aku khawatir, aku sempat putus asa karena kamu ngilang begitu saja. I hate you! Basted!”
“Maafkan aku sis, aku ga maksud buat kamu kecewa, dan masalah kuliah aku ga perduli lagi” aku terduduk dihadapannya.
“What? Ga perduli lagi!? Apa janjimu dulu? 6 th yang lalu? Setelah sarjana kita akan menikah, tapi kamu belum lulus, jadi harus berapa lama lagi aku menunggu kamu?” jeritnya histeris “apa perlu aku mencari penggantimu? apa perlu itu aku lakukan? Answer me! losser!”
Aku mencoba untuk mendekatinya memeluknya, “aku ga bisa berbuat banyak dia, aku emang pengecut, dan aku ga berniat lagi melanjutkan janji itu” lirihku, “aku minta pengertian dari kamu” dengan gusarnya dia mendorongku hingga kepalaku terbentur dan sakit maha dahsyat itu menggerumutiku lagi, di sela-sela sakit itu aku sempat mendengar teriaknya “kamu memang tidak bisa di andalkan lagi zal, aku benci kamu” lalu ia pergi entah kemana, aku tak sanggup menggejarnya, sial! Kepala ini seperti mau pecah hingga aku ga bisa mengejar dia, aku memang tak pantas untukmu. sebentar lagi aku hanyalah seonggok daging yang akan mati.
3 Bulan berlalu
Tgl 31 desember 2013
Oh ya dee, masih ingatkah kamu hari ini hari apa? Seenggaknya masih ingat kah kamu hari ini dan tanggal ini adalah hari jadi kita yang ke 7? Mungkin kamu sudah melupakannya, aku bisa memakluminya, aku tidak pernah benar-benar melupakan ataupun membencimu.
Maafkan atas tingkah lakuku my dear, bukan maksudku membuat kamu kecewa dengan sikapku, aku sadar dulu aku tidak fokus dan selalu berhura-hura aku tidak bermaksud menunda kelulusanku, hanya saja waktu itu, ketika aku mulai serius untuk berubah, segalanya berubah , aku harus pergi terapi, aku juga tidak mengerti mengapa aku harus mengikuti terapi, dan aku tidak bisa menundanya, aku terpaksa pergi tidak pamit, dan aku menyesalinya , aku sakit, kamu inget waktu kita SMK? Waktu itu aku bertanding basket, dan aku mengalami kecelakaan dalam pertandingan sehingga aku pingsan, aku tak sadarkan diri di ruang ICU, ternyata ada gumpalan cairan yang berupa darah beku di otak kananku, dari itu masalahnya, aku tidak sadar kalau ternyata aku mengalami gangguan terhadap saraf otakku, virus sudah menyerang otakku, aku tidak tau harus menyampaikan ini kepadamu, aku tidak mau kamu bersedih, buat apa aku lulus? Untuk mengajakmu menikah bukan? Lalu buat apa aku mengajakmu menikah kalau aku sudah tau bakal meninggalkanmu? Dari dasar itu pula aku tidak mau lulus aku tidak mau wisuda, aku meninggalkanmu 1 bulan dan aku tidak mampu untuk mengejarmu waktu kita bertengkar hebat, remember? maaf atas sikapku kepadamu. i still love u siska, yesterday, now and forever
Aku lipat surat itu dan kumasukkan kedalam sebuah kotak ulang tahun untuk sang kekasih. Adikku melihatku penuh kesedihan, “zal aku ga mau lihat kamu kayak gini”, kamu harus kuat yahh, “aku mau kamu sendiri yang memberikan hadiah itu untuk kak siska” ujarnya, “aku juga berharap itu, andai kata aku sudah tidak sanggup, maukah kamu membantuku dek?” dengan berlinang air mata adekku menganggukkan kepalanya, “tapi aku yakin kakak akan kuat untuk menanti ulang tahunnya tiba!” aku bukan pesimis dek, tapi ini adalah kenyataan aku mencoba bersikap apa adanya saja, aku sendiri tidak yakin untuk hari esok, apakah aku masih bisa bernafas atau tidak, aku hanya berpikir rasional, jangan khawatir tentangku dek, tapi kakkk, ya sudahlah sebaiknya kakak istirahat dulu” adikku berlalu dengan membawa kotak itu
10 Bulan kemudian
8 oktober sehari sebelum hari ulang tahunnya, dan acara pertunangannya, aku bersiap berusaha berpenampilan gagah, hahh? Gagah? Masih layakkah aku di sebut gagah? Aku hanya seonggok daging renta yang bentar lagi hilang. Mati, aku termenung aku ingin menghadiri acara ulang tahun dan acara pertunangannya, aku ingin tau siapa pacar barunya (ini aku tau ketika adekku berpapasan dengan dia seminggu yang lalu, dan dia mengenalkan fadli sebagai pacarnya yang baru). aku putus asa, aku tak sanggup andaikan dia mengenalkan pacarnya yang baru. Sudah aku putuskan besok aku akan menghadirinya, terngiang lagi lagu “tak akan terganti” by marcel yang iya nyanyikan untukku, masihkan berlaku lagu itu untukku? Atau mungkin emang benar, aku yang bakal menjadi pemeran utama dalam klip itu? Aku pasrah, aku sudah apatis, analogi sudah membeku membentuk sudut pandang alpa 0 derajat, dan aku harus menyadarinya. Intuinsiku menyatakan aku sangat mencintai dia, mencintai dia dengan atau tanpa dia pinta, hingga saat ini di saat aku harus bersahabat dengan kematianku aku masih sangat mencintainya.
3.00am, kembali aku dilarikan kerumah sakit margono, aku mengalami sakit kepala yang sangat serius, lagi lagi aku harus masuk ICU yang sudah sangat akrab denganku, pikiranku tertuju pada tanggal tanggal 9 oktober, aku menangis dalam komaku, aku tidak bisa gagah di hadapan siska, dia memang benar, aku adalah losser im fucking basted!, lalu aku bisa apa di dalam komaku? Hanya terpekur lirih, sedangkan di luar sana keluargaku sedang bersimpuh menangisi aku, adikku membawakan aku satu kotak spesial yang berisikan coklat Cadbury, satu tangkai mawar merah dan satu amplop yang aku tau itu adalah surat yang aku tulis beberapa bulan yang lalu. Entah apa yang dia lakukan dengan ke tiga benda tersebut, apakah ia ingin berniat pergi ke acara siska?, aku ingin ikut bersama adeku, entah mengapa tubuh ini mati rasa, mati gerak, sudah matikah aku? aku koma, yahhh koma mungkin sebentar lagi aku… ya Tuhan ijinkan aku bertemu dengan dia untuk yang terakhir kalinya, aku rindu dengan sentuhannya, dan aku ingin meminta maaf.
Pada pukul 11 malam, aku merasakan sentuhan yang sudah lama aku nanti, yahhh siska datang, dia menyentuhku, aku merasakannya, air mataku memburu untuk membanjiri pipiku, entah kekuatan apa yang dia punya, ia mampu membangunkan aku dari komaku, aku menatapnya, dalam rabun mataku, aku masih dapat melihat wajahnya, aku tau dia nampak sedihhhh, entah itu karena kasihan atau karena dia masih menyimpan cinta untukku.
Mengapa kamu tidak menceritakan ini semua rizal?” lirihnya, aku fikir kamu sudah tidak mencintaiku lagi, entah berapa banyak pradugaku ke kamu, aku sungguh menyesal, aku sudah membaca suratmu aku sungguh menyesal, maafkan aku yang meninggalkanmu ketika kamu sakit seperti ini, sambil meraung raung entah mengapa para dokter mendatangiku, menyingkirkan dia dari genggamanku? Dia terus menagis memandangi wajahku, matakupun tak luput dari wajahnya, dengan lirih yang tak terdengar lagi aku mengucapkan im sorry I love you. maaf aku harus pergi siska.
aku tidak pernah menyalahkanmu zal, aku mencintaimu dengan atau tanpa kamu pinta. Aku tidak pernah menyesali mencintaimu dan saat ini aku pun masih menyimpan itu zal, dia bersimpuh berlinangan air mata…
Ikhlas ya siska…
cinta itu tidak pernah melantunkan penyesalan dan cinta itu adalah KEIKHLASAN.